Dan maut itupun kian terlihat semakin mendekat, semakin takut ia melihatnya...waktu perpisahanpun semakin nyata,tidur tidaklah menjadi hal yang menyenangkankan, karena gelisah terus menghajar hati untuk setiap salah yang terbuat, dan lidah pun tak lagi dapat menikmati setiap lezat makanan yang tersaji, yang diinginkannya hanyalah ingin berkata jujur pada cinta....
cinta yang selama ini selalu tersakiti karena lakunya, cinta yang hanya mampu menangis ketika amarah menguasai hati dan merusak setiap indah tubuh cinta, cinta yang hanya dapat diam mendengar setiap umpat yang terlontar dari bibir penuh angkara...
Dan kini ia pun mengaku kalah pada cinta, karena cintalah yang mampu terus berada di sampingnya ketika rasa sakit dosa itu menjalar, cintalah yang selalu setia berada di sisinya ketika tak ada lagi cinta-cinta yang lain yang mau mendekati...
tapi apa hendak dikata kesetiaan telah ternodai oleh nafsu dan atas nama kebenaran ia menduakan cinta, dan ia pun hanya mampu berkata...cinta maaf karena aku telah menduakanmu...
